Sabtu, 20 April 2019

Ketentuan dan Rukun Produk-produk Jasa Bank Syari’ah

  Ketentuan dan Rukun Produk-produk Jasa Bank Syari’ah


  •       Ketentuan dan rukun wakalah
Rukun wakalah beserta ketentuan-ketentuannya antara lain:
a.       Pemberi kuasa (muwakil) dengan ketentuan bahwa:
1)      Harus seorang pemilih sah yang bertindak terhadap sesuatu yang ia wakilkan
2)      Orang mukalaf/anak muwayyiz dalam batas-batas tertentu, yakni dalam hal yang bermanfaat baginya seperti mewakilkan untuk menerima hibah, menerima sedekah dan sebagainya.
b.      Penerima kuasa (wakil) dengan ketentuan bahwa:
1)      Harus cakap hukum
2)      Dapat melaksanakan tugas yang di wakilkan kepadanya
3)      Wakil adalah orang yang diberi amanat
c.       Objek yang dikuasakan (taukil) dengan ketentuan bahwa :
1)      Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili
2)      Tidak bertentangan dengan syari’ah islam
3)      Dapat diwakilkan menurut syari’ah islam
d.      Ijab qabul (sighat)
Ketentuan wakalah yang harus diikuti berdasarkan fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) :
1)      Pernyataan ijab qabul harus dinyatakan oleh pihak untuk menunjukkan kehendak  mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2)      Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak.

  •         Ketentuan dan Rukun Kafalah
Rukun Kafalah
a.       Pihak penjamin atau Kaafil
b.      pihak yang dijamin atau makful
c.       Obyek penjaminan atau makful ‘alaih
d.      Ijab qobul atau shighat

  •        Ketentuan dan Rukun Hiwalah
Rukun hawalah
a.       Rukun dan syarat-syarat hiwalah
1)      Rukun hiwalah
Menurut hanafiyah rukun hiwalah hanya satu yakni ijab dan Kabul anatara yang menghilawakan dengan yang menerima hiwalah. Sedangkan menurut syafi’iyah bahwa rukun hiwalah itu ada empat yaitu: pertama; muhil (menghilawahkan), kedua; muhtal (dihilawahkan), ketiga; muhal’alaih (orang yang menerimahiwalah), keempat; shighat hiwalah yaitu ijab dari muhil.
2)      syarat-syarat hiwalah
a)      yang memindahkan utang
b)      yang menerima hiwalah adalah orang yang berakal
c)      yang dihilawahkan juga harus orang berakal
d)     keridhaan ketiga pihak yang bersangkutan dalam hawalah. Yakni hawalah itu baru terlaksana apabila ketiganya sepakat menerima dan melaksanakannya.
e)      Hutang yang dipindahkan itu mesti jelas jumlahnya dan sifatnya
f)       Hutang yang dipindahkan itu sama dengan hutang yang baru mengenai besar dan sifatnya.
b.      Ketentuan hawalah berdasarkan ketentuan fatwa DSN (Dewan Syari’ah Nasional)
1)      Orang-orang yang terlibat dalam hawalah.
2)      Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh pihak untuk menunjukan kehendak mereka dalam mengadakan akad.
3)      Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau         menggunakan cara-cara komununikasi yang modern.
4)      Hawalah harus dilakukan dengan persetujuan muhil, muhal/muhtal, dan muhal ‘alaih.
5)      Apabila transaksi hawalah telah dilakukan, pihak-pihak yang terlibat hanyalah muhtal muhal ‘alaih dan hak penagihan mulai berpindah kepada muhal ‘alaih.

  •       Ketentuan dan Rukun Rahn
Rukun Ar-Rahn
a.       Ijab qabul (serah terima)
b.      Orang yang menggadaikan dan menerima gadai akil baligh, dan dilarang menggunakan harta sesuai dengan kemauannya
c.       Adanya barang yang digadaikan
d.      Adanya hutang
Ketentuan rahn yang menurut ketentuan DSN:
a.       Murtahin mempunyai hak untuk menahan marhum sampai semua hutang raahin dilunasi.
b.      Marhum dan manfaatnya tetap menjadi milik raahin.
c.       Pemeliharaan dan penyimpanan marhum pada dasarnya menjadi kewajiban raahin, namun dapat dilakukan  juga oleh murtahin, sdangkan biaya pemeliharaan serta penyimpananya tetap menjadi kewajiban raahin.
d.      Besar pemeliharaan dan penyimpanan marhum tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
e.       Penjualan marhum.

  •       Ketentuan dan Rukun Qardh
Rukun Qardh
a.       Obyek yang berutang/muqtaridh
b.      Pemberi pinjaman/muqridh
c.       Mustaridh/orang yang mempunyai utang
d.      Ijab qabul/ sighat
Ketentuan Qard:
a.       Ketentuan umum
1)      Al-qard adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang memerlukan.
2)      Nasabah qard wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.
3)      Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
4)      Bank dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana diperlukan.
5)      Nasabah qardh dapat memberikan tambahan dengna sukarela selama tidak diperjanjikan dalam akad.
b.      Ketentuan lain, yaitu : 
1)      Dana qardh dapat bersumber dari bagian modal LKS
2)      Dana qardh dapat bersumber dari keuntungan LKS yang disisihkan
3)       Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya kepada LKS. [1]





[1] Fasiha, s.ei.,m.ei, Islamic finance (konsep dan aplikasi dalam lembaga keuangan syariah), (palopo: laskar perubahan, 2016) 

3 komentar:

Makalah pengertian janji, Macam-macam janji, Hukum memenuhi janji, hukum menepati janji, bahaya ingkar janji, ayat tentang janji

BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Dalam pergaulan kita sehari-hari, ada satu jenis bumbu pergaulan yang disebut dengan ...